Senin, 18 Juni 2012

[01] First Friends | Chapter #01 - Trapped!

First Friends
Chapter 01 - Trapped!
by : Bamz-kun



     Aku terus berjalan, langkah kaki yang terseok-seok karena sudah hampir kehilangan tenaga ini aku paksakan untuk melangkah diatas pasir yang panas ini, entah apa nama tempat ini, sepanjang mata memandang hanya hamparan pasir dan rerumputan kering dan juga pohon-pohon besar yang aneh berbentuk seperti payung tumbuh dengan jarang di hamparan padang pasir yang luas ini

     Matahari diatas kepalaku ini terasa begitu besar dan panasnya menyengat, keringat yang mengucur dari pori-pori kulitku hanya menambah perihnya luka-luka ditubuhku ini
     Aku berada di tempat asing, jauh dari rumah tapi tempat yang dipanggil rumah itu sekarang mungkin sudah tidak ada, Kerajaan Corvus sudah tidak ada
     Hanya aku yang mungkin tersisa dan aku harus pergi sejauh-jauhnya dari sana, Ughh... panasnya... perihnya luka-luka ini aku hampir tidak tahan tp ada sesuatu yang penting yang harus aku jaga, mereka tidak boleh memiliki kunci ini
     Saat ini Kerajaan Sin sudah sangat kuat, apalagi jika mereka memiliki benda itu, sudah dipastikan hanya kehancuran yang tersisa.
     Ah jadi nasib dunia ini tergantung ditangan gadis kecil yang sudah sekarat ini, ini lelucon yang buruk.

---

     Elano terus berjalan dengan sisa-sisa tenaganya, namun tenaga gadis ini sudah hampir habis. Berjalan selama 3 hari tanpa makan dan minum, luka-luka yang tidak terawat dan terjebak di  gurun pasir luas bernama Bedlens ini sudah melampaui kekuatannya. Walau hampir selama 13 tahun Elano sudah terlatih sebagai Militia pada Kerajaan Corvus dan melalukan latihan dan misi yang sangat berat.
     Ibu Elano adalah salah satu Jendral perang di Kerajaan Corvus telah mendidik dan mengembleng Elano sejak kecil untuk menjadi prajurit yang kuat. Tapi kekuatan itu sudah hampir habis, di dera luka fisik dan mental selama beberapa hari ini sudah cukup membuat manusia yang terlatih sekalipun dapat menyerah.

     “Gawat pandangan mataku sudah berkunang-kunang, aku sudah tidak bisa merasakan kaki ku lagi, apa ini akhirku ?”
     “Baiklah, walau mungkin hidupku berakhir disini tapi kunci ini juga hilang selamanya bersamaku”
     “Gurun luas yang entah berada dimana ini sepertinya sangat terpencil, mereka pasti seperti mencari jarum didalam tumpukan jerami untuk menemukan key of harfango ini."
     "Aahh maafkan aku ibu, Elano cuma bisa sampai disini, Elano ingin ketemu ibu lagi”.

     Lalu tubuh gadis itu tersungkur diatas pasir yang panas itu, tubuhnya jatuh berguling-guling dari puncak gundukan pasir yang tinggi kebawah cerukan dan terhempas tepat dibawah salah satu batang pohon besar aneh yang berbentuk seperti payung itu.

     Didalam sisa-sisa kesadarannya kembali terlintas serpihan-serpihan memori beberapa hari lalu, ledakan dimana-mana, bangunan yang runtuh, suara anak-anak kecil yang menangisi orang tuanya yang mati, jeritan ketakutan dan meregang nyawa, sky blade Pasukan Sin yang tidak terhitung jumlahnya melintas diatas langit Kerajaan Corvus dan senyum terakhir ibunya saat ikut menerjang pasukan darat Sin dan menghilang dalam lautan api, kemudian yang  terlihat hanyalah kegelapan.

---

    Di gurun Bedlens yang luas ini pada siang hari bolong begini, kehadiran manusia sangatlah jarang namun hari ini ternyata ada tiga orang manusia lagi yang melintasi gurun Bedlens tersebut. Namun yang ketiga orang ini berbeda, mereka berlari bagaikan angin diatas pasir yang panas tersebut. Ketiga orang itu adalah tiga orang gadis yang memakai baju berwarna merah merah dan hampir terlihat sama desainnya.
     Ketiga gadis itu, dua orang bertubuh kecil dan tampak masih sangat muda usianya, mereka sekitar belasan tahun dan gadis satunya tubuhnya jauh lebih tinggi dan umurnya sudah lebih dari 20 tahunan. Gadis yang lebih tinggi mengendong salah satu dari dua gadis yang lebih kecil tersebut walaupun sambil mengendong tapi kecepatan larinya masih luar biasa, gadis yang digendong seolah-olah tidak mempunyai berat sama sekali.

     “Kak Firya nanti setelah misi selesai dan kita pulang ke Akademi gantian aku ya yang digendong” ujar gadis bertubuh kecil yang ikut berlari, rambut panjang peraknya berkilauan diterpa sinar matahari dan poni-nya berkibaran ditiup angin karena kecepatan larinya.
     “Aduh Renee jangan manja ah, kamu kan tidak punya cedera kaki seperti Suzaku, jangan minta gendong juga dong”. Menyahut gadis yang postur tubuhnya lebih tinggi. Yang unik dari gadis ini rambut merahnya yang diikat kebelakang ujung-ujungnya tampak menyala-nyala membara terbakar tapi api itu tidak menghanguskan rambutnya dan gadis kecil yang sedang digendong dipunggungnya.
     “Abisnya kok cuma Suzaku yang digendong”. ujar Renee sambil memasang tampang cemberut. Gadis yang digendong menjulurkan lidahnya pada Renee.
     “Eh kak Firya tahu ga, sebenarnya Renee itu cemburu sama kakak loh soalnya gendong aku teehee”. Gadis yang digendong mengoda Renee. Gadis kecil yang digendong Firya ini bernama Suzaku, karena suatu kecelakaan dimasa kecilnya kakinya cedera permanen walaupun masih dapat berjalan namun tidak kuat bila digunakan berlari.
     “HEEHHHH !!! Cemburu apaan, buat apa cemburu sama kakak Firya !!!”. Wajah Renee yang sudah merah karena panas matahari semakin menjadi merah saja. dia memalingkan wajahnya kearah lain.
     “Iiiiih keliatan tuh mukanya merah hehe”. Goda Suzaku.
     “NGGAAK!!”. Sahut Renee ketus.
     “Sudah-sudah kalian ini, lagian aku mengendong Suzaku kan biar kita bisa bergerak lebih cepat, nanti kita keduluan tim Arlene loh, kalau mereka dapat benderanya lebih dulu kita yang kalah kan”
     “Ayo mau apa kalian kalah sama Arlene, Marysa dan Keiken”
     “GAK MAUU!!!”. Sahut Renee dan Suzaku berbarengan.
     “Kak Firya apa sebaiknya kita mencari tempat yang lebih tinggi untuk mendapat penglihatan yang lebih luas ?”
     “Gundukan pasir disini tinggi-tinggi, jadi menghalangi pandangan mata” ujar Renee.
     “Itu ide bagus Renee, mungkin kita bisa naik ke salah satu puncak pohon Socorta itu untuk melihat keadaan sekitar”
     “Iya kak nanti kita cari pohon Socorta yang paling tinggi”. Mata Renee mencari-cari disekeliling tempat itu untuk mencari pohon Socorta yang paling tinggi dan dia menemukannya.
     “Kak Firya lihat kearah jam 9, keliatannya itu pohon Socorta paling tinggi di sekitar sini” tunjuk Renee.
     “Ah benar juga, itu pohon Socorta paling besar dan paling tinggi yang kita temui sepanjang kita berlari hari ini, ayo kita kesana dulu”
     “Asik boleh sambil istirahat berteduh ya kak” timpal Suzaku. Mereka bertiga pun berlari menuju ke pohon Socorta tersebut.

 to be continue ...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More